Rabu, 10 Februari 2010

Ternyata Cowok Itu ...

Hari itu seperti biasa, aku mendapat email dari Fery, seorang teman yang aku kenal lewat sebuah milis. Berawal dari perkenalan singkat, kemudian relasi kami menjadi dekat. Fery adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta yang cukup terkenal di Indonesia dengan karier yang menjanjikan. Satu hal yang aku kagumi dari dia adalah relasi dia yang sangat dekat dengan Sang Pencipta dan bagaimana dia selalu berusaha meluangkan waktu untuk sekedar bercakap – cakap denganNya di tengah kesibukannya berkarier.


Dari semua yang fery miliki, sudah sangat mendekati dengan sosok pendamping yang selama ini aku idam – idamkan. Kepribadian , kemapanan dan kedekatan dia dengan Tuhan jadi alasan yang kuat mengapa aku membiarkan dia masuk ke hati dan pikiranku dan menyeretku ke dalam mimpi – mimpi Indah bersama nya. Anganku semakin melambung ketika siang itu aku menerima email dari Fery.


Aku merasa beruntung karena Tuhan sudah mempertemukan kita. Kamu orang yang baik dan selalu ceria. Aku banyak belajar dari kamu.

Hingga saat ini aku belum married, Sar. Tuhan belum mempertemukan aku dengan orang yang tepat walopun usia aku sudah mendekati kepala 4. Tapi aku percaya, Tuhan akan kasih seseorang yang baik buatku suatu hari nanti.


Ternyata dia masih jomblo, sama dong dengan aku. Mungkin ini memang jodohku ya. Semakin hari aku semakin resah. Sebagai perempuan yang menganut tradisi timur, pantang buatku untuk mengungkapkan perasaan ku dulu. Ga ah, nanti dibilang cewek gampangan, cewek murahan. No way….Setiap hari aku hanya menantikan email dari fery, aku gelisah. Makan ga enak, tidur ga nyenyak, kerja ga semangat….Cinta oh cinta…apakah ini yang namanya cinta? Ajaib sekali ya karena aku yang biasanya ceria, semangat…tiba – tiba aku merasa down, murung, suka nangis sendiri…


Dengan status jomblo di usiaku yang sudah kepala 3 ini, mau ga mau keinginan untuk memiliki pendamping hidup menjadi prioritas utama dalam doa ku sehari - hari. Dalam keresahanku, aku bawa semua itu dalam doa. Berharap mendapat ketenangan dari situ.


Di tengah keheningan malam, aku mengambil posisi doa dengan kitab suci dipangkuanku. Perlahan – lahan aku pejamkan mataku, aku lepas semua bebanku dan aku kosongkan pikiranku dari hal – hal kecil yang biasanya membuat aku kurang konsen dalam berdoa. Aku tenangkan diriku dan membiarkan udara malam menerpaku. Bersabdalah lewat kitab suci ini, Tuhan. Bantu aku untuk menghilangkan resahku.


Setelah merasa tenang kemudian aku buka kitab suci yang sejak tadi tergeletak di pangkuanku. Ga ada patokan ayat atau Injil mana yang harus aku baca, aku membiarkan tanganku mencari sendiri ayat mana yang harus aku baca . Biarlah Tuhan yang berkarya disini. Perlahan – lahan aku mulai membaca nya, dan aku terpaku pada sebuah ayat yang isinya Kasihilah dia sebagai saudaramu.


Benarkah ini yang Engkau kehendaki Tuhan ? Mengapa Engkau hanya menghendaki kami sebagai saudara? Bukankah Engkau tau kalau dia banyak membawa kebaikan buatku? Aku ga mau Tuhan kalau hanya sebagai saudara, aku mengharapkan lebih dari itu.


Aku merasakan sakit yang sangat di hatiku, yang semula aku mengharapkan dukungan dari Tuhan, berganti dengan rasa kecewa dan amarah.


Berhari – hari aku mutung, aku ga mau doa karena merasa Tuhan sudah ga memihakku. Aku tetap jalani hariku seperti biasa , masih ber email ria dengan Fery, masih saling share seputar kerjaan, seputar kehidupan. Tapi aku ga bisa pungkiri bahwa hatiku masih menyimpan sejuta resah…Aku berharap fery segera mengungkapkan perasaannya padaku, untuk membuktkan ke Tuhan kalau Tuhan itu salah, kalau aku bisa membuat keinginan dan impianku menjadi nyata tanpa campur tanganNya. Aku akan buktikan, Tuhan….


Kenapa sih fer kamu ga cepet – cepet ngomong perasaanmu. Aku tau kamu juga merasa cocok sama aku, apakah begitu sulit untuk mengungkapkannya…Apa aku harus mengungkapkan dulu perasaan aku ke dia ya? Kan sekarang jaman emansipasi wanita, dan sudah banyak juga cewek yang ngungkapin perasaannya ke cowok, dan itu sah – sah saja.


Dengan membulatkan tekad dan mengumpulkan keberanian, aku mulai mengetik email dan mengungkapkan perasaan ku di situ.Belum selesai aku menulis email, aku mendapat sms dari Fery yang isinya aku barusan send email buat kamu, pls check it.


Tumben banget fery kasih tau kalo dia kirim email, ga seperti biasanya…..pasti ada sesuatu yang luas biasa deh..jangan – jangan email itu berisi ungkapan rasa cinta dia…dengan dag dig dug aku mulai chek email dan melupakan email yang sedang ak tulis. Nah ini dia email dari Fery dengan subject soulmate….


Dari subject nya saja anganku sudah melayang tinggi….ooo akhirnya saat yang aku nantikan selama ini tiba juga. Dengan ga sabar, aku mulai baca email itu perlahan – lahan dengan sepenuh hati.


Sar, saat ini aku sedang berbahagia sekali, Kamu tau kenapa? Karena saat ini aku sedang menjalin relasi dengan seorang pria yang benar – benar baik. Dia seorang yang taat juga dan sudah dewasa. Usia dia beberapa tahun di atasku. Dan sebentar lagi kami akan menikah mengingat usia kami yang sudah lebih dari cukup. Mungkin ini jawaban dari doa – doa ku selama ini, Tuhan sudah mengirim kan orang yang tepat untuk menjadi pendampingku. Kamu orang pertama yang tau tentang hal ini Sar, besok aku akan mengenalkan dia ke keluargaku.


Gubrak….setengah tidak percaya , aku ulang lagi membaca email itu. Apa? Fery menjalin relasi dengan seorang pria ? jadi……jadi fery itu seorang cewek…..??? lho cewek kok namanya fery……


Tiba – tiba aku merasa malu, dengan muka merah dan sambil menahan senyum aku hanya bisa berkata dalam hati….Ok, Tuhan kali ini Engkau menang. Aku tau saat ini Engkau sedang tertawa terbahak – bahak melihat merahnya mukaku. Hehehe Pantas saja Engkau menghendaki aku untuk mengasihi sebagai saudara…..ternyata oh ternyata…



Kadang memang jawaban Tuhan tidak seperti yang kita inginkan , bahkan jauh dari yang diharapkan…Tetapi percayalah, bahwa jawaban dan rencana Nya adalah yang terbaik buat kita.


Temanggung, 10 Desember 2009

Tidak ada komentar: