Minggu, 27 Maret 2011

Jaga Selalu Hatimu (1)

Laras keluar dari ruang Osis dengan hati puas setelah dia berhasil mementahkan ide Hans untuk acara 17 Agustus yang akan diadakan di sekolah. Entah sudah keberapa kali dia berhasil mementahkan ide – ide dari Hans walaupun sebenarnya ide – ide Hans itu cukup bagus, gak kalah bagusnya dengan ide – ide yang Laras lontarkan. Tetapi berkat kepiawaian Laras dalam mengolah kata, akhirnya ide – ide Laras lebih sering dipakai daripada ide – ide Hans.

Sementara itu, Hans yang masih terbengong – bengong dengan hasil rapat Osis tadi hanya dapat memandangi kepergian Laras dengan pandangan penuh tanya. “ Gadis yang aneh, sunguh – sungguh aneh. Mengapa ya Laras selalu bersikap tidak bersahabat terhadapku, padahal banyak gadis – gadis lain yang rela bermanis – manis hanya untuk mendapatkan perhatian dan sapaanku ? “, kata Hans dalam hati.

“Laras....tunggu ...”, kejar Hans ketika dia melihat Laras hendak melangkah keluar dari gerbang sekolah.

“Ooo kamu ternyata yang memanggilku. Ada apa, Hans ? Bukannya hasil rapat sudah diputuskan tadi? Dan kamu juga tau kan kalau aku tidak mau membahas tentang kegiatan Osis di luar jam sekolah “, kata Laras sambil menghentikan langkahnya.

“Hmmm aku gak akan membicarakan tentang kegiatan Osis kok. Ada yang ingin aku tanyakan , aku harap kamu mau menjawab dengan jujur”, Hans menatap mata Laras dengan tajam.

“Ok, apa yang akan kamu tanyakan ? Tolong cepat Hans, karena aku tidak memiliki banyak waktu”, kata Laras sambil balas menatap Hans.

“Mengapa kamu selama ini selalu bersikap tidak bersahabat denganku , Laras? Apakah aku pernah berbuat salah kepadamu ?”, tanya Hans.

“Aku bersikap tidak bersahabat? Hmm itu hanya perasaanmu saja, aku tidak merasa bersikap seperti itu. Jangan ge er, please...Udah, aku mau pulang sekarang “, sahut Laras sambil berlalu meninggalkan Hans yang hanya mampu terbengong mendengar jawaban Laras yang sama sekali tidak dia duga.

Laras merebahkan dirinya di tempat tidur tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu seperti biasa. Pikirannya menerawang ke peristiwa di sekolah tadi. Hans...hans...sampai kapan sih kamu akan berhenti jadi anak manja dan menjadi dewasa ? Sampai kapan sih kamu dapat menjadi diri kamu sendiri tanpa pengaruh kekayaan dan ketampanan kamu? Sampai kapan kamu akan sadar kalau sebenarnya aku selalu menyupport kamu dengan sengaja mementahkan ide – ide kamu dengan harapan kamu dapat lebih kreatif lagi sebagai ketua Osis?

Tanpa sadar, air mata membasahi pipi Laras. Tahukah kamu Hans, kalau sebenarnya aku sangat menyayangi kamu? Sadarkah kamu Hans bahwa sebenarnya sikap jutekku hanya untuk menutupi perasaan aku yang sesungguhnya ? Aku sadar dan tau diri, siapa aku dan siapa kamu. Perbedaan kita terlalu jauh dan aku tidak ingin harga diriku diinjak – injak hanya karena aku orang miskin. Aku hanya dapat menyupport kamu dari belakang, Hans. Aku tulus menyayangi kamu sebagai pribadi , bukan dari apa yang kamu miliki. Maafkan aku Hans, kalau sikapku membuat kamu bertanya – tanya dan bingung.

Setelah sadar kalau Laras meninggalkannya, Hans segera menuju ke mobilnya, mobil Xtrail yang diberi papa nya sebagai kado ulang tahun satu bulan yang lalu. Hans mengendari mobilnya perlahan karena sebenarnya jarak dari sekolah ke rumahnya tidak terlalu jauh. Bayangan sikap Laras yang jutek tadi masih membekas di hati nya. Mengapa dia bisa sejutek itu denganku ya? Padahal aku tau, Laras itu orang yang baik dan ringan tangan. Dia juga termasuk orang yang sabar, terbukti dari sikap – sikap dia ketika kunjungan ke panti jompo beberapa waktu lalu. Ah sudahlah, untuk apa aku memikirkan dia? Urusan dengan dia hanya sebatas urusan Osis saja, gak lebih dari itu. Sekarang lebih baik aku menelpon Linda dan mengajaknya kencan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

kalau menurutku setelah membaca cerpen itu, saya kira klimaksnya kurang mengena. buat pembaca biar emosi ketika saat-saat klimaks. selamat berkarya.

Martha Liumei mengatakan...

Terima kasih sudah mampir di blog saya dan membaca cerpennya,terima kasih juga untuk kritik dan sarannya. Cerita ini sebetulnya bukan cerpen,tetapi cerita bersambung.dapat Anda lihat pada judul atasnya yaitu bagian 1.Jadi cerita ini memang belum selesai,tunggu lanjutannya nanti ya..

Dion mengatakan...

wah lama gak mampir di blog ini ternyata ada cerpen yg lumayan menarik bwt dibaca dikala jeda kerja good artikel cerpen ini...gwe tunggu cerpen yg lain nya Good Luck & GBU!!!